RISK AND RETURN
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Manajemen Resiko Program Studi Eksyar Jurusan Syariah Semester V
Oleh:
Kelompok 7
HARDIANTI
01.09.3088
ASRIADI
01.09.3094
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
WATAMPONE
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga makalah yang berjudul “Risk and
Return” penulis
selesaikan tepat pada waktunya. Shalawat dan taslim senantiasa tercurahkan
kepada junjungan Nabi Muhamad SAW yang tela membawa kita kejalan yang lurus
seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangsinya
berupa saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat menambah cakrawala berpikir bagi penulis dan
pembaca. Amin.
Watampone, 27 April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Risk dan Return 3
B. Hubungan Antara Risiko & Tingkat Pengembalian 6
C.
Tingkat Pengembalian Yang
Diharapkan Atas Investasi 8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan 10
B.
Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam
pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko
(risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang
diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai
ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang
diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan
statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan
imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk
High Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan
berbagai alternatif keputusan keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat
pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan keuangan perlu
memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif
digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang
diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat
pengenbalian yang diharapkan.
Risiko bisnis berkaitan dengan ketidakpastian tingkat pengembalian atas
aktiva suatu perusahaan di masa mendatang, yang mengacu pada variabilitas
keuntungan yang diharapkan sebelum bunga dan pajak (EBIT). Risiko bisnis
merupakan akibat langsung dari keputusan investasi perusahaan, yang tercermin
dalam struktur aktivanya. Yang dimaksud dengan risiko bisnis dalam hal ini
adalah tingkat risiko aktiva perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan
hutang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud resiko dan tingkat pengembalian?
2. Bagaimana hubungan resiko dengan tingkat pengembalian?
3. Bagaimana tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu resiko dan tingkat pengembalian.
2. Untuk mengetahui hubungan resiko dengan tingkat pengembalian.
3. Untuk mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi.
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui apa itu resiko dan tingkat pengembalian.
2. Dapat mengetahui hubungan resiko dengan tingkat pengembalian.
4. Dapat mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Risk dan Return
a. Risk (Risiko)
Secara umum, risiko adalah tingkat ketidakpastian akan
terjadinya sesuatu atau tidak terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau
periode waktu tertentu (time period).
Risiko bisa juga diartikan sebagai kemungkinan return aktual
yang berbeda dengan return yang diharapkan. Investor yang mempunyai
sikap enggan terhadap risiko disebut dengan risk averse investor.
Investor ini tidak mau mengambil risiko suatu investasi jika investasi tersebut
tidak memberikan harapan return yang layak sebagai kompensasi terhadap
risiko yang ditanggung investor tersebut. Sikap investor terhadap risiko akan
tergantung pada preferensi investor terhadap risiko. Investor yang lebih berani
akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti dengan harapan
tingkat return yang tinggi pula. Demikian pula sebaliknya, investor yang
tidak mau menanggung risiko yang tinggi tentunya tidak akan bisa mengharapkan
tingkat return yang tinggi pula.
Dalam bidang finansial, risiko sering dihubungkan dengan volatilitas
atau penyimpangan /deviasi dari hasil investasi yang akan diterima dengan
keuntungan yang diharapkan. Volatilitas merupakan besarnya harga fluktuasi dari
sebuah aset. Semakin besar volatilitas aset, maka semakin besar kemungkinan
mengalami keuntungan atau kerugian. Van Horne dan Wachowics, Jr (1992)
mendefinisikan risiko sebagai variabilitas (keragaman) return terhadap return
yang diharapkan.
Suad Husnan (2005:161) menyebutkan bahwa risiko dibagi menjadi
dua, yaitu:
1) Risiko Sistematis
Risiko sistematis merupakan risiko yang mempengaruhi
semua perusahaan. Risiko ini terjadi karena kejadian-kejadian diluar kegiatan
perusahaan seperti inflasi, resesi, dan lain sebagainya.
2) Risiko Tidak Sistematis
Risiko tidak sistematis atau risiko khusus merupakan
risiko yang mempengaruhi satu (kelompok kecil) perusahaan, karena risiko ini
merupakan risiko yang penyebabnya ada di dalam perusahaan itu sendiri atau di
dalam suatu kelompok industri tertentu. Risiko ini disebut juga sebagai risiko
unit/ risiko residual/ risiko khusus perusahaan. Yang termasuk dalam risiko ini
misalnya adanya kerusakan peralatan, pemogokan kerja, tuntutan hukum maupun
bencana alam.
b. Mengelola Risiko
Dalam aktivitas yang namanya
risiko adalah pasti terjadi dan sulit untuk dihindari sehingga bagi sebuah
lembaga bisnis seperti perbankan sangat penting untuk memikirkan bagaimana
mengelola risiko tersebut.
Dalam mengelola risiko pada
dasarnya ada 4 cara yaitu :
a. Memperkecil risiko,
dengan cara tidak
memperbesar setiap keputusan
yang mengandung risiko tinggi tapi membatasinya bahkan meminimalisirnya
agar risiko tersebut tidak menambah
menjadi besar dan diluar kontrol manajemen perusahaan.
b. Mengalihkan risiko,
dengan cara mengalihkan
risiko yang kita
terima tersebut ketempat lain
seperti mengasurasikan bisnis guna menghindari terjadinya risiko yang sifatnya
tidak tentu waktunya.
c. Mengontrol risiko,
dengan cara melakukan
kebijakan mengantisipasi terhadap timbulnya risiko
sebelum terjadi, seperti
memasang alarm terhadap
mobil, menempatkan satpam pada siang atau malam hari.
d. Pendanaan risiko,
dengan cara menyediakan
dana cadangan (reserve)
guna mengantispasi timbulnya risiko
dikemudian hari, seperti
perubahan terhadap nilai tukar dolar
dipasaran maka kebijakan
sebuah bank adalah
harus memiliki dana cadangan dalam bentuk dolar.
e. Return (Tingkat Pengembalian)
Dalam manajemen investasi, tingkat keuntungan disebut
dengan return. Return dari suatu aset adalah tingkat pengembalian
atau hasil yang diperoleh akibat melakukan investasi. Return merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi karena dapat
menggambarkan secara nyata perubahan harga. Return yang diharapkan
investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya
kesempatan (opportunity cost) dengan risiko penurunan daya beli akibat
adanya inflasi. Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return
yang diharapkan (expected return) dengan return yang terjadi
(realized return).
Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang
diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi
merupakan tingkat return yang telah diperoleh di masa lalu. Antara
tingkat return yang diharapkan dan return yang terjadi atau return
aktual merupakan risiko yang harus dipertimbangkan dalam proses investasi.
Tingkat pengembalian (return)
biasanya di bedakan menjadi dua yaitu; Return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return ekspektasi adalah return yang diharapkan
akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Return realisasi
merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data historis.
Hasil pengembalian adalah pendapatan yang diterima dari investasi ditambah
perubahan harga pasar biasanya dinyatakan sebagai prosentase dan harga pasar
investasi mula-mula.
B.
Hubungan Antara Risiko
& Tingkat Pengembalian
Di dalam pasar uang di mana saham dan obligasi di jual, para pemakai uang,
seperti perusahaan yang melakukan investasi harus bersaing satu sama lain dalam
mencari modal. Untuk memperoleh pembiayaan atas proyek yang akan bermanfaat
bagi pemegang saham perusahaan, perusahaan harus menawarkan kepada investor,
tingkat pengembalian yang mampu bersaing dengan alternatif investasi lain yang
tersedia bagi investor tersebut. Tingkat pengembalian dari alternatif investasi
terbaik berikutnya ini dikenal sbg biaya kesempatan dana (opportunity cost of
fund).
Dalam menjalankan sebuah bisnis, perusahaan kecil lebih berisiko dalam
tingkat pengembalian dari pada perusahaan besar. Mengapa? Karena pengalaman
bisnis perusahaan kecil mengandung risiko operasi yang lebih besar , mereka
lebih sensitif terhadap kecenderungan bisnis yang menurun dan beberapa
beroperasi dalam pasar yang kecil yang dengan cepat muncul dan kemudian dengan
cepat lenyap. Selain itu perusahaan kecil mengandalkan pembiayaan melalui utang
dibandingkan perusahaan yang besar. Perbedaan ini menciptakan variabilitas yang
lebih pada jumlah laba dan arus kas, yang diartikan sebagai risiko yang lebih
besar.
Dengan memikirkan forgoing (kehilangan peluang yang lebih baik), kita harus
mengharapkan adanya tingkat pengembalian yang berbeda untuk pemilik dari
berbagai surat-surat berharga tersebut. Jika pasar menghargai investor atas risiko
yang ditanggungnya, maka tingkat pengembalian harus meningkat mengikuti
peningkatan risiko.
C. Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Atas Investasi
Secara Berdiri Sendiri atau Portofolio
1. Risiko arus kas aktiva dapat dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri (stand-alone
basis) oleh setiap aktiva itu sendiri atau dalam konteks portofolio di mana
investasi digabungkan dengan aktiva lain dan risikonya dikurangi melalui
diversifikasi.
2. Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan mereka
lebih memperhatikan risiko portofolionya daripada risiko aktiva individual.
3. Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata dari
distribusi probabilitas pengembalian.
4. Semakin besar probabilitas bahwa pengembalian aktual akan jauh di bawah
pengembalian yang diharapkan, semakin besar risiko yang berdiri sendiri (stand-alone)
yang berkaitan dengan aktiva.
5. Tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham umumnya sama dengan
pengembalian yang diperlukan
6. Namun, sesuatu dapat terjadi yang menyebabkan tingkat pengembalian yang
diperlukan berubah:
a. Suku bunga bebas risiko dapat berubah karena perubahan inflasi yang
diantisipasi.
b. Beta saham dapat berubah.
c. Penolakan investor terhadap risiko dapat berubah.
7. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan investasi, maka didirikanlah
oleh Pemerintah Pasar Modal Indonesia, dalam hal ini khususnya Bursa Efek
Jakarta. Pasar modal memberikan pilihan investasi yang semakin banyak bagi
perusahaan yang telah go public (emiten) untuk memperoleh dana dalam
mengembangkan perusahaannya, maupun investor untuk memperoleh tingkat
pengembalian yang lebih besar dari investasi yang ditanamkan sebelumnya (capital
gain). Tingkat pengembalian yang diharapkan berkaitan erat dengan risiko yang
ditanggungnya, bila tingkat pengembalian yang diperoleh besar, maka risikonya
juga besar, dan sebaliknya bila tingkat pengembalian yang diperoleh kecil, maka
risikonya juga kecil, tetapi semuanya tergantung dari investor itu sendiri
dalam menghadapi risiko.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian Resiko dan tingkat
pengembalian
a. Risiko adalah tingkat
ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak terwujudnya sesuatu tujuan,
pada suatu kurun atau periode waktu tertentu (time period).
b. Cara mengelola resiko, yaitu memperkecil resiko, mengalihkan resiko,
mengontrol resiko, pendanaan resiko.
c. Dalam manajemen investasi, tingkat
keuntungan disebut dengan return. Return dari suatu aset adalah
tingkat pengembalian atau hasil yang diperoleh akibat melakukan investasi. Return
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi karena
dapat menggambarkan secara nyata perubahan harga.
2. Dalam menjalankan sebuah bisnis, perusahaan kecil lebih berisiko dalam
tingkat pengembalian dari pada perusahaan besar. Mengapa? Karena pengalaman
bisnis perusahaan kecil mengandung risiko operasi yang lebih besar , mereka
lebih sensitif terhadap kecenderungan bisnis yang menurun dan beberapa
beroperasi dalam pasar yang kecil yang dengan cepat muncul dan kemudian dengan
cepat lenyap. Selain itu perusahaan kecil mengandalkan pembiayaan melalui utang
dibandingkan perusahaan yang besar. Perbedaan ini menciptakan variabilitas yang
lebih pada jumlah laba dan arus kas, yang diartikan sebagai risiko yang lebih
besar.
3. Tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi
a. Risiko arus kas aktiva dapat dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri (stand-alone
basis) oleh setiap aktiva itu sendiri atau dalam konteks portofolio di mana
investasi digabungkan dengan aktiva lain dan risikonya dikurangi melalui
diversifikasi.
b. Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan mereka
lebih memperhatikan risiko portofolionya daripada risiko aktiva individual.
c. Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata dari
distribusi probabilitas pengembalian.
B. Saran
1. Dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun.
2.
Diharapkan para pembaca dapat menjadikan makalah ini
sebagai sumber pembelajaran mengenai risk and return (resiko dan tingkat
pengembalian).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/iyandri/session-7-risk-and-return-portofolio
Tidak ada komentar:
Posting Komentar