DRAFT SKRIPSI
Nama : Andi Marman
Nim : 01 09 3082
Jurusan : Syariah
Program
Studi : Ekonomi Syariah (EKSYAR)
Judul
Skripsi :Analisis Likuiditas
Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar baru
A.
Latar
Belakang
Dalam
menghadapi krisis finansial yang terjadi sekarang ini, sebuah perusahaan
ataupun lembaga usaha baik milik pemerintah maupun swasta dituntut untuk lebih
memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal. Dalam melakukan hal tersebut di
dalam sebuah perusahaan atau lembaga usaha diperlukan manajemen yang baik, yang
bisa mengelola semuanya dengan maksimal.
Berbagai
upaya telah dilakukan pemerintah untuk memulihkan kondisi perekonomian tersebut
karena terdapat banyak rintangan yang harus dihadapi. Salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah dengan ditetapkannya suatu dasar kebijakan untuk
memberikan kewenangan yang lebih luas kepada masing-masing daerah agar dapat
menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki semaksimal
mungkin.
Berdasarkan
kebijakan tersebut daerah diberikan kekuasaan sepenuhnya untuk mengembangkan
wilayahnya, dimana pemerintah pusat hanya memiliki sedikit andil untuk
memberikan bantuan pada pemerintah daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
dalam memperbaiki kinerja keuangannya.
Berdasarkan
hal tersebut manajemen yang handal harus ada disetiap perusahaan. Dimana
keberhasilan operasi, kinerja dan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka
panjang tergantung dari keputusan tim manajemen. Selain itu manajemen juga
perlu melakukan penilaian atas kinerja keuangannya per periode sehingga
berdasarkan hasil kinerja tersebut tim manajemen dapat mengetahui maju
mundurnya perusahaan tersebut. Yang nantinya akan berguna bagi perusahaan di
masa yang akan datang.
Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang
bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat. Sebuah perusahaan yang
didirikan oleh pemerintah daerah yang dapat meningkatkan pendapatan daerah.
PDAM sebagai salah satu perusahaan daerah berupaya untuk menigkatkan kinerja keuangannya
yang salah satunya bercermin dari tingkat keuntungan yang diperoleh per
periode.
Adapun
Laporan Rugi/Laba dan Neraca per 31 Desember (tahun 2006-2007) dapat dihitung
tingkat likuiditas rasio lancar yang membandingkan total aktiva lancar dengan
total kewajiban lancar, yang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar CurrentRatio Tahun 2006-2007
Tahun
|
Aktiva
Lancar
|
Kewajiban
Lancar
|
Rasio
Lancar
|
2006
|
Rp.16.514.786.000
|
Rp.
9.398.036.000
|
1,7
|
2007
|
Rp.26.756.656.000
|
Rp.11.120.487.000
|
2,4
|
Berdasarkan
data tersebut dapat dilihat bahwa Current Ratio Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Intan Banjar mengalami peningkatan dalam kisaran yang agak rendah yaitu
0,7 poin dari tahun sebelumnya. Sedangkan rasio lancar yang normal adalah
berkisar dari 1,5 s/d 2. Jadi di tahun 2006 kemampuan likuiditas Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) sudah stabil, kemudian di tahun 2007 mengalami
peningkatan yang berakibat terlambatnya perusahaan memenuhi finansial jangka
pendeknya. Sehingga masih diperlukan usaha-usaha untuk mengurangi tingkat rasio
lancar yang nantinya akan mempermudah perusahaan dalam mempercepat memenuhi
kebutuhan finansial jangka pendek.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang permasalahan di atas maka penulis mencoba mengemukakan rumusan masalah
dari Analisis Likuiditas pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar
adalah sebagai berikut :
1.Faktor-faktor apa saja yang mempengatuhi tingkat Current Ratio pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar.
2.Bagaimana pengaruh modal dan kewajiban terhadap tingkat current ratio.
1.Faktor-faktor apa saja yang mempengatuhi tingkat Current Ratio pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar.
2.Bagaimana pengaruh modal dan kewajiban terhadap tingkat current ratio.
C.
Pengertian
Judul
Untuk
memahami timbulnya interpretasi atau penafsiran yang keliru terhadap judul
skripsi, maka penulis merasa perlu menegaskan arti kata yang terdapat dalam
judul ini :
Analisis
menurut bahasa adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya, sedangkan menurut istilah dalam manajemen adalah
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelahan bagian itu sendiri
serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan.[1]
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah
kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di
pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di
pemerintah, mereka mempunyai badan
usaha
untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut
yang terdaftar di pemerintah secara resmi.
Daerah, dalam konteks pembagian administratif di Indonesia, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat.
Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia.
Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa,
tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002)
D.
Kajian
Pustaka
1.
Analisis Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan
hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Likuiditas
perusahaan menggambarkan
kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada
kreditor jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan ini biasanya digunakan angka
ratio modal kerja, cureent ratio, acid-test/quick rasio, perputaran piutang
(account receivable turnover) dan perputaran persediaan.
Analisis likuiditas yang lengkap membutuhkan
penggunaan anggaran kas, tetapi dengan menghubungkan jumlah kas aktiva lancar
lainnya terhadap kewajiban lancar, analisis rasio memberikan pengukuran
likuiditas yang cepat dan mudah. Terdapat dua macam rasio likuiditas yang
sering digunakan yaitu rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick
ratio).
2.
Modal Kerja
Modal kerja merupakan hal yang paling utama dalam
mendirikan sebuah perusahaan. Modal kerja merupakan selisih antara total aktiva
lancer dengan utang lancer. Jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan menjadi
perhatian besar para kreditor jangka pendek, karena angka ini menunjukkan
jumlah aktiva yang dibelanjai dari sumber dana jangka panjang, yang tidak
memerlukan pembayaran kembali jangka pendek. Makin besar angka modal kerja ini,
berarti semakin besar kepastian bahwa utang jangka pendek akan dilunasi tepat
waktu.
Modal kerja yang tinggi tidak memberikan jaminan bahwa
utang akan dapat dibayar pada saat jatuh temponya. Tingginya angka modal kerja
dapat disebabkan adanya persediaan yang tidak laku terjual atau telah using.
Oleh karena itu, untuk memperoleh perspektif yang benar, angka modal kerja
harus dilengkapi dengan angka-angka cureent ratio, quick ratio, perputaran
piutang dan perputaran persediaan.
3.
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar (current ratio) merupakan salah satu
metode yang paling sering digunakan dalam menganilisis tingkat likuiditas suatu
perusahaan. Elemen-elemen yang digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat
dinyatakan dalam ratio, yang membandingkan antara total aktiva lancar dan utang
lancar. Aktiva lancer membandingkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva
lancer benar-benar bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan utang lancer
menggmbarkan yang harus dibayar dan diasumsikan semua utang lancer benar-benar
dibayar. Current
ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan tetapi dapat
menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya
piutang yang tidak tertagih yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar
utang. Untuk menguji apakah alat bayar yang digunkan tersebut likuid perusahaan
harus menentukan alat bayar yang mana yang kurang atau tidak sesuai harus
dikeluarkan dari aktiva lancer. Alat bayar yang kurang likuid ini misalnya
persediaan dan pos-pos yang analog dengan persediaan. Jika sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan,
maka perusahaan tersebut mulai membayar tagihannya (utang usaha) dengan lebih
lambat, meminjam dari bank, dan lain sebagainya. Jika kewajiban lancer
meningkat lebih cepat dibandingkan aktiva lancer, maka rasio lancer akan turun
dan hal ini akan menimbulkan permasalahan.
4.
Rasio Cepat (Quick Rasio)
Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih teliti dapat
ditemukan pada angka ratio yang disebut rasio cepat (quick ratio). Pada rasio
ini persediaan dan persekot biaya dikeluarkan dari total aktiva lancer, dan
hanya menyisakan pos-pos aktiva lancer yang likuid saja yang dapat dibagi
dengan utang lancer.
Rasio cepat dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau bergantung pada persediaannya. Persediaan tidak sepenuhnya diandalkan, karena persediaan bukanlah sumber kas yang bias segera diperoleh, dan bahkan mungkin tidak mudah dijual pada kondisi ekonomi yang lesu. Persediaan adalah aktiva lancer yang paling tidak likuid, dan bila terjadi likuidasi maka persediaan merupakan aktiva yang paling sering menderita kerugian. Oleh karena itu, pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan merupakan hal yang penting.
Rasio cepat dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau bergantung pada persediaannya. Persediaan tidak sepenuhnya diandalkan, karena persediaan bukanlah sumber kas yang bias segera diperoleh, dan bahkan mungkin tidak mudah dijual pada kondisi ekonomi yang lesu. Persediaan adalah aktiva lancer yang paling tidak likuid, dan bila terjadi likuidasi maka persediaan merupakan aktiva yang paling sering menderita kerugian. Oleh karena itu, pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan merupakan hal yang penting.
5.
Laporan Keuangan
Pengertian Laporan Keuangan menurut:
* H.M
Djaperi, AK menyatakan bahwa laporan keuangan adalah merupakan suatu penyajian
hasil kegiatan/usaha dari keadaan/posisi financial kepada yang berkepentingan
(1992;9)
* Farid
Djahidin, menyatakan bahwa laporan keuangan adalahmerupakan suatu gambaran dari
suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya pada periode I akutansi) dan
memberikan gambaran tentang kondisi keuangan yang dicapai dalam waktu tersebut
(1995;9).
Kegunaanya adalah untuk memberikan gambaran mengenai
prestasi yang dicapai perusahaan selama periode tertentu kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dalam perusahaan tersebut, seperti manajer perusahaan, para
pemilik atau pemegang saham, lembaga keuangan atau Badan-Badan Lembaga
Pemerintah.
Adapun pihak-pihak yang biasanya membutuhkan laporan
keungan adalah sebagai berikut:
a. Manajer
Perusahaan, untuk mengetahui keadaan atau posisi pada masa lalu untuk dijadikan
sebagai dasar mengambil langkah-langkah atau kebijaksanaan pada masa yang akan
dating dan mengetahui penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan agar dapat
diatasi dan dilakukan perbaikan dimasa mendatang.
b. Para Pemilik
atau Pemegang Saham, untuk mengetahui keadaan perusahaan dan menjaga keamanan
dana yang ditanamkannya pada perusahan tersebut serta untuk mengetahui kondisi
tersebut.
c. Lembaga-lembaga
Keuangan atau Bank, untuk mengetahui perkembangan dan kemampuan perusahaan
tersebut dan keadaan finansialnya, agar pihak-pihak lembaga keuangan dan bank
dapat terjamin dalam pemberian jaminan.
d. Lembaga-Lembaga
Pemerintah serta Dinas Perpajakan berkepentingan sebagai dasar dalam menentukan
tingat persentase pajak yang dibebankan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
6.
Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan atau
melaporkan keadaan atau jumlah kekayaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri
perusahaan pada waktu tertentu. Neraca menunjukkan posisi keuangan pada
perusahaan pada saat tertentu, biasanya pada awal dan akhir tahun pada periode
tertentu. Pada sebelah debet menggambarkan susunan aktiva dan modal perusahaan.
7.
Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba adalah sebuah laporan yang
sistematis mengenai penghasilan, pendapatan, biaya, rugi-laba yang diperoleh
suatu perusahaan selama periode tertentu.
Prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan pada laporan
rugi/laba adalah:
a. Bagian yang
pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan
diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga diperoleh
harga kotor.
b. Bagian kedua
menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya administrasi, biaya
penjualan dan biaya umum.
c. Bagian
ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar pokok operasi perusahaan yang
diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar pokok perusahaan.
d. Bagian
terakhir menunjukkan laba atau rugi dengan insendentil sehingga akhirnya
diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
E.
Kerangka
Pikir
Pentingnya
penggunaan modal kerja dan penyaluran kredit sangat berpengaruh dalam
kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tingkat penggunaan modal dan kewajiban
yang tepat dapat memaksimalkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Dengan
menggunakan analisis rasio likuiditas yang terdiri dari rasio lancer dan rasio
cepat kita dapat melihat factor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
Laporan Keuangan
!
Analisis Likuiditas
!
Quick Rasio - Current Rasio
Aktiva Lacar Persediaan - Kewajiban Lncar - Aktiva Lncar - Kewajiban Lncar
!
Analisis Likuiditas
!
Quick Rasio - Current Rasio
Aktiva Lacar Persediaan - Kewajiban Lncar - Aktiva Lncar - Kewajiban Lncar
Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan untuk
menganalisis likuiditas suatu perusahaan. Dari variabel-variabel di dalam
analisis likuiditas ini menggunakan alat analisis quick ratio dan current
ratio. Dari
analisis ini dapat diketahui kondisi keungan perusahaan sehingga dapat
digunakan untuk membantu pihak manajemen dalam menetapkan kebijakan-kebijakan
untuk memperbaiki keadaan keuangannya. Dengan kebijakan serta langkah yang
tepat maka diharapkan dapat membantu dalam proses pencapaian tujuan perusahaan,
baik tujuan jangka pendek, menengah dan panjang.
F.
Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
Tujuan
Penelitian adalah :
Untuk mengetahui
kualitas pelayanan dilihat dari sudut dimensi
Dari hasil penelitian diharapkan tersusun Skripsi
yang dapat memberikan kegunaan bagi :
1. Akademis
Penelitian
dan penulisan Skripsi ini akan sangat bermanfaat untuk memperoleh pemahaman
tentang disiplin ilmu yang dipelajarinya, serta bagaimana penerapan
teori-teori di dalam praktek
perusahaan khususnya di PDAM,
sebagai tambahan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil
penelitian
2. Praktisi
Dari
hasil penelitian diharapkan dengan tersusun Skripsi ini yang dapat memberikan
masukan dalam upaya meningkatkan kegiatan pemasaran dan kinerja lainnya yang
dapat lebih menarik minat masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai
bahan masukan yang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Penjelasan - penjelasan
penelitian ini tentunya dapat sumbangsih yang cukup berarti bagi perkembangan PDAM.
G.
Metode
Penelitian
1.
ObjekPenelitian
Yang menjadi objek penelitian saya adalah Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar yang berlokasi di Jl. P. Hidayatullah No.
24 Banjarbaru Kalimantan Selatan.
2.
Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang dikumpulkan meliputi: Variabel Bebas (Independent Variable) yaitu Rasio
Likuiditas. Adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar.
Variabel Terikat (Dependent Variable) yaitu Quick
Ratio dan Current Ratio. Quick ratio
terdiri dari aktiva lancer dikurangi dengan persediaan dibandingkan dengan
kewajiban lancer. Current
ratio membandingkan antara Aktiva lancar (modal) dengan kewajiban lancar
(utang).
3.
Jenis dan Sumber Data
a.
Jenis Data
Adapun jenis
data yang digunakan yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data yang
berbentuk angka, seperti laporan keuangan tahun 2006 sampai tahun 2007
b.
Sumber Data
Adapun
sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh
langsung dari PDAM Intan Banjar berupa laporan keuangan.
c.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam
melaksanakan penelitian ini penulis memperoleh data dan informasi dari laporan
keuangan yang telah dipublikasikan melalui surat kabar dan selanjutnya
mengambil data yang diperlukan.
4.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan ialah teknik
analisa data kuantitatif yang didapat dari laporan keuangan PDAM Intan Banjar
pada tahun 2006-2007 yang kemudian dianalisis dengan menggunakan dasar-dasar
teoritis dari landasan teori yang sudah ada.
Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan
rasio-rasio yang berkaitan dengan analisis rasio likuiditas. Yang dapat dilihat
sebagai berikut:
a.
Current Ratio
Aktiva Lancar x 100%
Hutang Lancar
Hutang Lancar
b.
Quick Ratio
Aktiva Lancar – Persediaan x 100%
Hutang Lancar
H.
Garis
Besar Isi Skripsi
Untuk
lebih terarahnya penyusunan skripsi ini dan agar tidak menyimpang dari tujuan
esensialnya, maka Penelitian ini terdiri atas 5 bab, dan masing-masing bab
terdiri dari beberapa sub bab. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini
menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, jadwal penelitian, dan sistematika penulisan
penelitian.
BAB
II Landasan Teori
Bab ini akan
membahas tentang kajian teori yang berisi tentang pemahaman konsep kualitas pelayanan,
konsep perilaku, dan faktor yang mempengaruhi, selain itu juga terdiri dari tinjauan peneliti, kerangka
berfikir dan hipotesis.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab
ini menguraikan tentang metode penelitian, Lokasi penelitian, populasi dan
sampel, Instrumen penelitian, Instrumen penelitian data, metode pengumpulan
data dan teknik analisis data.
BAB IV Analisis dan Pembahasan
Bab ini
menguraikan tentang profil obyek penelitian.
BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan – kesimpulan dari
serangkaian pembahasan, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang dapat
penulis sampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
- Eugene F.
Brigham dan Joel F.Houston. 2001. Manajemen Keuangan Buku ke-1. Jakarta:
Eralangga
- John J.
Wild, K. R Subramanyam dam Robert F. Halsey. 2005. Financial Statement
Analysis Buku ke-2. Salemba Empat
- Munawir. S.
2004. Analisa Laporan Keuangan Edisi keempat. Liberty. Yogyakarta
[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Ed. III. Cet. II; Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar