cursor

Free Volcom Stone Cursors at www.totallyfreecursors.com

Kamis, 21 Juni 2012

Kata Ucapan selamat Ulang Thun untuk Sahabat

Kata-kata ucapan selamat ulang tahun bahasa Indonesia:

Sungguh masa depan itu memang ada karena kau telah berhasil melewati satu 1 tahun lagi masa usiamu. Selamat ulang tahun untuk sahabat terbaikku.

Bunga dipadang dan burung diudara seperti merangkai sebuah melodi indah mengiringi tiupan lilin yang kau hembuskan di kue ulang tahunmu

Hal yang terkecil membentuk kesempurnaan, namun kesempurnaan bukanlah hal yang kecil. Happy b'day sobat

Aku bagaikan seperti anak kecil yang bermain ditepian pantai dan secara tidak sengaja menemukan sebuah karang yang cantik. Namun engkau berhasil merangkai karang tersebut menjadi sebuah perhiasan yang indah. Kalau tidak ada sumbagan pemikiranmu, aku bukanlah apa2. Selamat ulang tahun untuk mama tercinta

Sory kalau aku menjadi yang terakhir mengirim SMS ultah ini karena memang aku ingin menjadi yang terakhir buatmu

Sory kalau aku terlalu berani mengirimkan SMS ultah untukmu karena bagiku adalah sebuah kehormatan untukku jika engkau mau melewatkan beberapa detik untuk membaca SMS ulang tahunku ini

jam 12, saatnya cinderela pulang dan kereta menjadi labu. Jam 12, saatnya kuucapkan selamat ulang tahun untukmu. Met ultah, bahagia selalu

Meski lewat sms, ucapanku tersampaikan, semoga tidak mengurangi kebahagianmu. Selamat ulang tahun ya teman

Itu aja dulu, yang lain nyusul. Buat teman yang mau nambahin daftar sms ucapan ulang tahun nya dipersilahkan dengan hormat.

Mengharap senang dalam berjuang
Bagai merindu rembulan di tengah siang
Jalannya tak seindah sentuhan mata
Pangkalnya jauh hujungnya belum tiba
Met Ulang tahun kawan

Hal yang terkecil membentuk kesempurnaan, namun kesempurnaan bukanlah hal yang kecil. Happy b’day sobat

Aku bagaikan seperti anak kecil yang bermain ditepian pantai dan secara tidak sengaja menemukan sebuah karang yang cantik. Namun engkau berhasil merangkai karang tersebut menjadi sebuah perhiasan yang indah. Kalau tidak ada sumbagan pemikiranmu, aku bukanlah apa2. Selamat ulang tahun untuk mama tercinta

Kukirimkan SMS ulang tahun ini bersama dentingan jam yang mengiringi pertambahan usiamu sayang

aku seneng deh banyak yang dukung kita
DERBY memohon Tuhan Tolong jadikan pasangan ini langgeng
UNGU berkata aku suruh Berjanji untuk menjaga kamu
YOVIE n NUNO menyuruhku untuk Menjaga Hatimu
kata SEVENTEEN aku disuruh selalu Untuk Mencintaimu selamanya
Met Ultah

aku menikmati kesedihan dan air mata.... sebab dengan air mata aku lebih dapat melihat. Dan kesedihan mengajariku bahasa hati untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu.

Senantiasalah tersenyum karena segala sesuatunya begitu bermakna, Happy B’day 4 U

Sory kalau aku menjadi yang terakhir mengirim SMS ultah ini karena memang aku ingin menjadi yang terakhir buatmu”

Bunga dipadang dan burung diudara seperti merangkai sebuah melodi indah mengiringi tiupan lilin yang kau hembuskan di kue ulang tahunmu

Kok ada bau Pizza dan ayam goreng ya hari ini ? Oh ya aku ingat soalnya nanti malam ada traktiran ultah dari yang baca SMS ini

Tolong jangan baca SMS ulang tahun ini karena anda telah beresiko mentraktir bakso sebagai ganti biaya SMS ini

Sungguh masa depan itu memang ada karena kau telah berhasil melewati satu 1 tahun lagi masa usiamu. Selamat ulang tahun untuk sahabat terbaikku

Sory kalau aku terlalu berani mengirimkan SMS ultah untukmu karena bagiku adalah sebuah kehormatan untukku jika engkau mau melewatkan beberapa detik untuk membaca SMS ulang tahunku ini”

Waktu berjalan tiada henti
mengiringi rembulan dan mentari
yang terbit nan tenggelam setiap hari
mengiringi usiamu yang terus bertambah dari hari ke hari
hingga saat ini..
selamat ulang tahun.

Jln2 k kota Medan, oleh2nya buah tomat.
Hnya ini yg bs Ku ucapkan, Selamat Ulang Thn padamu sobat,,
Moga dg brtambahnya usia, XXX jd tmbah imoet, pjg umuR,
sehat sllu, n sgala cita2 dpt trwjud, n bhgia sllu.

ADA SesWATU bWt qMu!!, coba yaaa
Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow.
Happy Birthday, may happiness,
long life and prosperity be with you.
Sebenarnya ku ingin pergi menemuimu tapi ..cape deh
Sebenarnya ku ingin belikanmu kue ulang tahun, tapi .. cape deh

Sebenarnya ku ingin pergi memberimu kecupan tapi .. cape deh
Sebenarnya ku ingin berikanmu kado tapi .. cape deh
Sebenarnya ku ingin pergi menemani malammu tapi .. cape deh
Sebenarnya ku ingin pikirkan hadiah terbaik buat ultahmu tapi.. cape deh
Maka kukirimkan sms ini sebagai hadiah ulang tahun kamu yang ke-XX agar aku ga cape deh
Hii met ultah yaa...

makin tua jangan makin jadi
uda tua jangan jadi keladi.
malu2 in
met hari jadi
semoga yang terbaik datang padamu mulai detik ini
Seiring dering ring tone ini
berkuranglah pulsaku dan jatah hidupmu
nikmatilah apa yang tersisa
semoga bahagia ya ya ya

Waktu bergulir..
Dtik berganti dtik
HAri berganti hari..
Bulan berganti bulan..
Dan tanpa terasa 1 tahun sudah terlewati ;
Dan kuingat sekarang adalah tahun ke... setelah kau lahir..
Dan q ingin menguvcapkan selamat ulang tahun untukmu..

~HAppy Birthday~
Selamat Ulang Tahun
ingatlah, jatah mu hidup di dunia sudah berkurang satu tahun
coba flashback berapa banyak dosa yang Qmu udah perbuat?
berapa banyak amal baik yang qmu persiapkan buat di akhirat?
berapa banyak waktu yang Qmu buang percuma?


Untuk mengetahui lebi lanjut Buka Aja link di Bawa ini....!
http://www.warungbebas.com/2010/09/koleksi-kata-ucapan-selamat-ulang-tahun.html

Sabtu, 16 Juni 2012

SEJARAH ARUNG PALAKKA BUGIS BONE

Adalah Raja Bone ke-15 lahir pada 15 September 1634. Nama lengkapnya adalah Arung Palakka La Tenri Tatta Petta Malampee Gemme’na. Dalam sejarah Sulawesi Selatan di abad ke-17, khususnya dalam perang Makassar nama Latenri Tatta Arung Palakka tidak dapat dipisahkan. Menurut Mr. Strotenbekker, seorang sejarawan Belanda dalam bukunya tertulis silsilah yang menyatakan, bahwa Datu Soppeng ri Lau yang bernama Lamakkarodda Mabbelluwa’E kawin dengan We Tenri Pakku Putri raja Bone ke-6 La Uliyo Bote’E MatinroE ri Itterung. Dari perkawinan ini lahir seorang putri yang bernama We Suji Lebba’E ri Mario. We Suji Lebba’E kawin dengan Raja Bone ke-11 Latenri Rua Sultan Adam matinroE ri Bantaeng, Raja Bone yang pertama kali memeluk agama Islam. Dari perkawinan itu lahir seorang putranya yang bernama We Tenri Sui’ Datu Mario ri Wawo. We Tenri Sui’ kawin dengan seorang bangsawan Soppeng yang bernama Pattobune. Datu Lompuleng Arung Tana Tengnga. Dari perkawinan itu lahir : 1.Da Unggu (putri) 2.Latenri Tatta Arung Palakka (putra) 3.Latenri Girang (putra) 4.We Kacumpurang Da Ompo (putri) 5.Da Emba (putri), dan 6.Da Umpi Mappolobombang (putri) Jadi Latenri Tatta Arung Palakka adalah bangsawan Bone dan Soppeng, cucu dari Raja Bone ke-11 La Tenriruwa La Pottobune bertempat di Lamatta di daerah Mario ri Wawo dalam wilayah kerajaan Soppeng. Dari enam orang anak La Pottobune Datu Lompuleng Arung Tana Tengnga dengan isterinya We Tenri Sui Datu Mario ri Ase, ada dua orang diantaranya yang menjadi pelaku sejarah Bone di abad ke-17 yaitu : 1.La Tenri Tatta Daeng Serang yang memimpin peperangan melawan kekuasaan Gowa, dan 2.We Mappolobombang yang melahirkan Lapatau matanna Tikka Raja Bone ke-16 Oleh karena itu La Tenri Tatta Arung Palakka tidak mempunyai anak, sekalipun istrinya (I Mangkau Daeng Talele) sangat mengharapkannya, maka ia mengangkat keponakannya yang bernama La Patau menjadi raja Bone ke-16 dengan gelar Sultan Alamuddin Petta MatinroE ri Nagauleng. Arung Palakka, diantara bangsawan-bangsawan Bone dan Soppeng yang diasingkan dari negerinya, setelah Baginda La Tenri Aji kalah dalam pertempuran di Pasempe pada tahun 1646, terdapat Arung Tana Tengnga La Pottobune dan ayahnya, yaitu Arung Tana Tengnga Tua Wilayah kepangeranan Tana Tengnga terletak di tepi sungai WalenneE berdekatan dengan Lompulle dan bernaung di bawah daulat Kerajaan Soppeng. Dalam pengasingan itu La Pottobune membawa serta istrinya, We Tenri Sui Datu Mario ri Wawo dan putranya La Tenri Tatta yang baru berusia sebelas tahun. Ada lagi empat anak perempuannya, akan tetapi mereka itu ditinggalkan dan dititipkan pada sanak keluarganya di Soppeng, karena takut jika mereka akan mendapat cedera dalam pengasingannya. Mereka itu ialah : 1.We Mappolobombang, yang kemudian menjadi Maddanreng Palakka dan menikah dengan Arungpugi atau Arung Timurung La PakkokoE Towangkone, putra Raja Bone La Maddaremmeng 2.We Tenrigirang, yang kemudian bergelar Datu Marimari dan kawin dengan Addatuang To dani, Raja dari lima Ajangtappareng (Sidenreng Rappang, Alitta, Sawitto, dan Suppa); 3.Da Eba, yang kemudian menikah dengan Datu Tanete Sultan Ismail La Mappajanci; 4. Da Ompo Adapun We Tenri Sui adalah anak Sultan Adam La Tenri Ruwa, Raja Bone ke-11 yang wafat dalam pengasingan di Bantaeng, karena ia lebih memilih memeluk agama Islam dari pada tahta Kerajaan Bone. Dat We Tenri Sui memberikan pula gelaran Datu Mario ri wawo kepada La Tenri Tatta. Dengan gelaran itulah pangerang ini terkenal sehingga ia diakui oleh Aruppitu dan rakyat Bone sebagai Arung Palakka. Suatu kedudukan dan gelaran yang menurut adat telah diberikan kepada pangerang yang terdekat dari tahta Kerajaan Bone. Pengakuan yang menjadikannya orang pertama diantara semua bangsawan bone itu, diperolehnya dalam tahun 1660, menjelang perang kemerdekaan melawan Gowa, di mana ia memegang peranan terpenting di samping To Bala. Situasi Tahun 1646 Apabila dikembalikan ke situasi 1646, maka sekilas dapat digambarkan sebagai berikut: Tawanan-tawanan perang orang Bone dan Soppeng kebanyakan diangkut ke Gowa, di mana mereka dibagi-bagi ke antara bangsawan-angsawan Gowa. Arung Tana tengnga dan keluarganya jatuh ke tangan Mangkubumi Kerajaan Gowa, I Mangadacinna Daeng Sitaba Karaeng Pattingalloang. Ia adalah seorang yang terkenal budiman dan berpengetahuan luas. Para tawanannya diperlakukan dengan remah-remah. La Tenritatta dijadikannya Pembawa Puan. Karena tugas itu, maka Pangeran selalu ada di dekat beliau, sehingga tidak sedikit ia mendapat didikan dan ilmu pengetahuan dari ucapan-ucapan serta sikap sehari-hari dari pengendali kemaharajaan Gowa yang termasyhur sangat pandai dan bijaksana itu. Ia juga disegani oleh setiap kawan dan lawannya. Di kalangan para pemuda bangsawan Gowa, La Tenritatta terkenal dengan nama Daeng Serang. Dengan mereka itu ia berlatih main tombak, kelewang, pencak silat, raga,dan berbagai permainan olah raga lainnya. Dalam pertandingan-pertandingan tidak jarang Daeng Serang menjadi juara. Konon dalam permainan raga tigak ada tandingannya di masa itu. Menurut berita, roman muka dan fisiknya sangatlah menarik dan mengesankan ; dahinya tinggi, hidungnya mancung, matanya tajam menawan, dagunya tajam alamat berkemauan keras. Tubuhnya semampai, berisi, dan kekar. Rupanya Karaeng Pattingalloang sayang dan bangga akan pramubaktinya yang bangsawan, gagah dan cerdas itu. Karaeng Serang dibiarkannya bergaul dengan pemuda-pemuda lainnya bagaikan kawan sederajat dengan pemuda-pemuda bangsawan Gowa. Bahkan diperkenalkannya kepada Sultan. Datu Mar alias Daeng Serang telah menjadi buah tutur di antara bangsawan-bangsawan muda dan rakyat ibukota Kerajaan Gowa. Sayang bagi keluarga Arung Tana Tengnga, Karaeng Pattingalloang lekas wafat yaitu pada tanggal 15 September 1654. Merekapun berganti tuan, yaitu berpindah ke tangan Karaeng Karungrung, yang menggantikan ayahnya sebagai Mangkubumi Kerajaan Gowa. Dia ini terkenal sebagai seorang yang sangat keras tabitnya, tidak seperti ayahnya yang halus budi bahasanya dan baik hati sesamanya manusia. Pada waktu itu Datu Mario telah menjelang 20 tahun usianya. Ia telah dewasa. Akibat perlakuan tuan barunya yang jauh berbeda dengan ayahnya yang telah meninggal, disadarinya dengan pahit akan kedudukannya sekeluarga sebagai tawanan perang yang pada hakekatnya tidaklah berbeda dengan kedudukan budak. Mereka tidak bebas kemana-mana, harus melakukan segala kehendak tuannya, makan minumnya tergantung daripadanya, nasibnya terserah sepenuhnya kepada balas kasihan atau kesewenang-wenangan tuannya itu. Mengenai tawanan-tawanan lain, diantaranya terdapat beberapa orang dari Soppeng seperti Arung Bila Daeng Mabela, Arung Belo To Sade, dan Arung Appanang. Nasib beliau itu tidaklah lebih baik dari Datu Mario. Sejak semula mereka menginjakkan kaki di bumi Gowa, mereka mengalami perlakuan-perlakuan yang pahit. Tidaklah heran kalau mereka itu setiap saat memanjatkan doa, agar tanah air mereka segera merdeka kembali dan mereka dapat pulang kembali ke Bone bersatu dengan sanak keluarganya. Dalam pada itu rakyat Bone sendiri merintih, tertindih di bawah berbagi macam beban yang ditimpakan oleh Kerajaan Gowa di atas kepala mereka. Jennang To Bala tidaklah sanggup membela mereka itu. Oleh karena itu di sinipun rakyat sedang mengimpikan turunnya seorang malaikat kemerdekaan yang akan segera melepaskan mereka dari penderitaan perbudakan tahun 1660. Pada pertengahan tahun itu Jennang To Bala mendapat perintah dari Karaeng Karungrung, supaya secepat mungkin mengumpulkan sepuluh ribu orang laki-laki untuk dibawa segera ke Gowa menggali parit dan membangun kubu-kubu pertahanan, di sepanjang pantai di sekitar ibukota Somba Opu. To Bala sendiri diharuskan mengantar mereka itu ke Gowa. Pada akhir bulan Juli tibalah Arung Tanete To Bala dengan sepuluh ribu orang Bone di Gowa. Orang sebanyak itu diambilnya dari berbagai golongan, lapisan, dan umur. Ada petani, nelayan, pandai kayu, ada orang kebanyakan, budak, bahkan bangsawan, dan ada yang nampaknya masih kanak-kanak akan tetapi tidak kurang pula yang sudah putih seluruh rambutnya serta sudah ompong. To Bala tidaklah sempat lagi memilih hanya orang-orang yang kuat saja, atau mereka yang sedang menganggur saja, atau pun hanya orang kebanyakan dan hamba sahaya. Mereka membawa bekal, pacul atau linggis sendiri. Banyak di antara mereka itu yang sakit ketika tiba di Gowa, terutama yang masih kanak-kanak atau yang sudah terlalu tua. Mereka tidak tahan melakukan perjalanan ratusan kilometer jauhnya, naik gunung, turun gunung, masuk hutan, keluar hutan. Banyak yang berangkat dengan bekal yang tidak cukup karena tidak ada waktu untuk mempersiapkannya. Mereka diambil paksa dari tempat pekerjaannya dan dari anak istri atau orang tuanya. Datu Mario dan tawanan-tawanan perang Bone lainnya yang kesemuanya orang-orang bangsawan mengetahui akan hal itu. Banyak di antara mereka yang datang untuk menengok orang-orang senegerinya itu ketika mereka baru tiba. Malahan Datu Mario sering mengawal Karaeng Karungrung, apabial mereka pergi memeriksa kemajuan pekerjaan menggali parit dan membangun kubu-kubu pertahanan itu. Iba hati pangerang itu melihat penderitaan orang-orang senegerinya. Mereka bekerja dari pagi sampai petang, hanya berhenti sedikit untuk makan tengah hari dari bekal mereka yang terdiri dari nasi jagung dan serbuk ikan kering yang lebih banyak garam dari pada ikannya. Sungguh sangat menyedihkan mereka itu. Apalagi waktu itu musim kemarau, panas terik bukan kepalang di tepi pantai. Celakalah barang siapa yang dianggap malas. Mereka didera dengan cambuk oleh mandor-mandor yang tidak mengenalperikemanusiaan. Orang-orang yang dikhawatirkan akan membangkang, kakinya dibelenggu (risakkala). Karena pekerjaan yang telampau berat itu, sedang makanan amat kurang, lagi pula obat-obatan tidak ada, banyaklah di antara pekerja-pekerja itu yang jatuh sakit. Kebanyakan yang sakit tidak sembuh lagi. Mereka mati jauh dari anak istri dan ibu bapak mereka. Tidaklah mengherankan, kalau di antara para pekerja yang malang itu ada yang berusaha melarikan diri. Maka celakalah apabila ia tertangkap kembali. Ia didera setengah mati, lalu disuruh bekerja dengan kaki terbelenggu (risakkala) untuk waktu yang lama. Akan tetapi tidak tahan dengan penderitaan, maka banyaklah pekerja yang melarikan diri. Mangkubumi Karaeng Karungrung amat murka akan hal itu. Beliau berkehendak, supaya parit-parit pertahanan di sekitar Somba Opu, Jumpandang dan Panakkukang serta kubu-kubu pertahanan sepanjang pantai selesai November. Untuk mengganti pelarian-pelarian yang tidak tertangkap kembali, maka diperintahkannya semua tahanan perang pria yang ada di ibukota ikut serta pada pekerjaan itu. Datu Mario dan bangsawan-bangsawan lain, baik yang dari Bone maupun yang dari Soppeng turut menggali dan mengangkat tanah pada setiap harinya. Ayah Datu Mario, karena sudah terlalu tua dan sering sakit-sakitan dibebaskan dari pekerjaan fisik yang amat berat itu. Pada suatu hari diawal bulan September 1660 itu, Datu Mario pulang dari menggali parit, didapati ayahnya meninggal. Beliau dikatakan telah dibunuh pada pagi hari itu dengan sangat kejam, karena ia mengamuk di hadapan Sri Sultan, disebabkan karena bermata gelap, melihat beberapa orang Bone yang disiksa sampai mati. Mereka itu adalah pelarian dari tempat penggalian parit-parit, ditangkap kembali oleh orang Gowa. Arung Tana Tengnga Tua, Nenek Datu Mario, beberapa tahun sebelumnya telah pula meninggal dengan cara yang serupa. Menurut berita, beliaupun mengamuk di depan para pembesar Kerajaan Gowa. Beliau ditangkap lalu dibunuh dengan cara yang amat kejam pula. Datu Mario bersumpah akan menuntut balas terhadap kematian ayah dan neneknya serta sekian banyak orang Bone lainnya. Maka direncanakannya suatu pemberontakan secara besar-besaran untuk melepaskan Bone dari penjajahan dan perbudakan Gowa. Pada suatu hari dalam pertengahan bulan September itu sementara Sultan Hasanuddin bersama dengan segala pembesar kerajaannya berpesta besar di Tallo, Datu Mario menggerakkan semua pekerja parit orang Bone yang hampir sepuluh ribu orang jumlahnya itu bersama dengan semua tawanan perang dari Bone dan Soppeng melarikan diri dari Gowa. Pelarian itu berhasil dengan gemilang di bawah pimpinan Datu Mario. Pada hari yang keempat petang mereka tiba di Lamuru, Datu Mario segera mengirimkan kurir kilat kepada Jennang To Bala dan Datu Soppeng untuk melaporkan peristiwa besar itu dan mengajaknya bertemu di Attappang dekat Mampu. Beberapa hari kemudian bertemulah Datu Soppeng La Tenri Bali, Arung Tanete To Bala. Dan Datu Mario Latenri Tatta di Attappang. Pada pihak Datu Soppeng ikut hadir ayahnya Lamaddussila Arung mampu dan Arung Bila. Pada pihak To Bala hadir Arung Tibojong, Arung Ujung, dan sejumlah besar bangsawan Bone. Bersama Datu Mario hadir pula Daeng Mabela, Arung Belo dan Arung Appanang. Atas desakan Datu Mario dan kawan-kawannya, Datu Soppeng segera menyetujui tawaran To Bala untuk mempersatukan Bone dan Soppeng melawan Gowa. Perundingan berlangsung di suatu tempat yang netral yaitu di atas rakit sungai Attapang. Oleh sebab itu persetujuan Bone-Soppeng itu (1660) dinamai “ Pincara LopiE ri Attappang (rakit perahu di Attappang) Setelah itu pulanglah mereka masing-masing ke negerinya. Datu Mario kembali ke Lamuru menemui laskar-laskarnya, bekas penggali-penggali parit di Gowa yang berjumlah hampir sepuluh ribu orang. Semuanya ingin memikul tombak di bawah Datu Mario untuk menyambut orang Gowa. Akan tetapi oleh Datu Mario diperintahkan yang sudah ubanan sama sekali dan yang belum dewasa harus tinggal di kampung untuk membela wanita-wanita, orang tua-tua, dan anak-anak. Para pengikut lainnya paling lambat setelah sepekan (lima hari) sudah berkumpul kembali di Mario. Menurut perhitungan Datu Mario, paling cepat sepekan lagi barulah laskar Gowa dapat berada di Lamuru. Ibu dan istrinya I Mangkawani Daeng Talele telah dibawanya ke Desa Lamatta, tempat kediaman mereka 14 tahun yang lalu sebelum diasingkan ke Gowa. Alangkah bahagia perasaan ibunya berada kembali di negeri leluhurnya, di tengah-tengah rakyat yang mencintainya. Sayang sekali, Datu yang telah tua itu tidak lama menikmati kebahagiaan itu di dunia. Oleh Yang Maha Esa, beliau hanya diizinkan menghirup udara Lamatta sepekan lamanya. Penderitaan selama dalam pengasingan, terlebih-lebih dalam bulan yang terakhir setelah meninggal suaminya, ditambah keletihan dalam pelarian dari Bontoala ke Lamuru selama empat hari empat malam sempat juga ia menikmati berita bahagia, bahwa Aruppitu, para bangsawan dan rakyat Bone telah mengakui putranya Datu Mario sebagai Arung Palakka. Di mana ia sebagai ahli waris neneknya yakni Sultan Adam La Tenri Ruwa Arung Palakka MatinroE ri Bantaeng. Datu Mario yang kini mulai terkenal sebagai Arung Palakka, tidaklah dapat duduk-duduk bersantai atas kematian ibunya itu, karena telah diterimanya kabar, bahwa laskar Gowa yang berjumlah besar telah mendaki ke Camba untuk menuju Bone. Dalam dua hari kepala laskar itu sudah dapat berada di Lamuru. Dengan segera dikirimnya kurir ke Soppeng dan Bone dengan membawa berita dan meminta, supaya sebagian laskar di kirim ke Lamuru untuk menyambut laskar Gowa di tempat itu. Pada hari yang ketiga barulah laskar Gowa tiba di Lamuru. Petang harinya tiba pula laskar Soppeng hampir bersamaan dengan laskar Bone. Bersatulah mereka untuk menghadapi laskar Gowa. Kedua belah pihak sama kuat. Menurut cerita masing-masing berkekuatan kurang lebih 11.000 orang. Raja Gowa berusaha memisahkan orang Soppeng dari orang Bone. Baginda mengirim utusan kepada Datu Soppeng dengan pesan, bahwa antara Gowa dan Soppeng tidak ada perselisihan. Janganlah hendaknya orang Soppeng mau diseret oleh orang Bone untuk masuk ke liang lahat. Peperangan ini tidak berarti mengubur diri sendiri bagi orang Bone. Akan tetapi Datu Soppeng dan Arung Bila, ayah Daeng Mabela menjawab, bahwa Soppeng telah bertekad akan sehidup semati dengan saudaranya Bone berdasarkan perjanjian tiga negara (TellumpoccoE) di Timurung. Ketika utusan menyampaikan jawaban datu Soppeng itu kepada Raja Gowa, baginda berkata: “ Baiklah jika demikian, Soppeng rasakan serangan Gowa!”. Diperintahkannya menyerang Soppeng dan Bone bersama-sama. Kedua belah pihak bertempur dengan tanpa mengenal maut. Datu mario yang kini telah pula bergelar Arung Palakka memimpin laskar yang terdiri dari orang-orang Mario, orang-orang Palakka, dan mereka yang pernah menjadi penggali parit di Gowa. Pada petang harinya sebuah panji orang Soppeng dapat direbut oleh musuh. Pasukan Arung Bila telah tewas sebanyak empat puluh orang. Untunglah malam tiba. Kedua belah pihak mundur ke markas masing-masing. Keesokan harinya orang Bonedan Soppeng mulai menyerang laskar Gowa terdesak mundur, terkepung oleh lawan-lawannya. Tiba-tiba Orang Soppeng mendapat berita, bahwa laskar Wajo, sekutu Gowa telah melintasi perbatasan Soppeng – Wajo. Negeri-negeri yang mereka lalui habis dibakar. Datu Soppeng memerintahkan laskarnya berbalik meninggalkan medan pertempuran lamuru untuk kembali menghadapi laskar wajo. Akan tetapi laskarnya telah letih, sedangkan laskar wajo masih segar dan jumlahnya pun lebih besar. Setelah bertempur berhari-hari laskar Soppeng menyerah. Arung Bila Tua ayah Daeng Mabela lari menyingkir ke pegunungan Letta. Putrinya We Dimang menyingkir ke arah timur dikawal oleh adiknya, yakni Daeng Mabela. Ibunya dengan dikawal oleh Arung Appanang menyingkir ke Mampu. Laskar Bone setelah ditinggalkan oleh laskar Soppeng, mundur teratur masuk ke daerah Bone Utara. Dikejar dari belakang oleh laskar Gowa. Mampu, Timurung, dan Sailong menjadilah medan perang. Sial bagi orang Bone laskar wajo yang telah selesai tugasnya di Soppeng karena laskar Soppeng telah menyerah, kini bersatu dengan laskar Gowa. Namun orang Bone tidaklah putus asa. To Bala dan Arung Palakka selalu berada di garis depan. Seolah-olah mereka sengaja mencari maut. Sikap kedua orang panglimanya membakar semangat orang-orang Bone sehingga mereka berkelahi pula dengan tidak mengindahkan maut. Pertempuran ini tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang akhirnya keduanya berdamai. Dalam proses perang dan damai antara kedua kerajaan besar di Sulawesi Selatan ini, yaitu antara Gowa dan Bone. Maka akhirnya Datu Mario Arung palakka La Tenri Tatta Petta Malampe’E Gemme’na pada tanggal 6 April 1698 di dalam istananya di Bontoala dengan amanatnya sebelum wafat, supaya Baginda di makamkan di Bukit Bontobiraeng dalam wilayah kerajaan Gowa. Juga permaisuri baginda yang teamat dicintainnya I Mangkawani Daeng Talele dan telah ikut bersama Baginda mengalami suka duka perjuangannya, turut pula dimakamkan di tempat itu sesuai dengan amanat baginda Arung Palakka sendiri. (Sumber : Ensiklopedia Sejarah Sulawesi Selatan sampai tahun 1905).

Jumat, 01 Juni 2012

Draft Manajemen Keuangan


ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, RASIO RENTABILITAS EKONOMI DAN RENTABILITAS MODAL SENDIRI  UNTUK MENILAI  KINERJA PADA PT.TA’DISANKA


 


                        







Draft Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah satu tugas Pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan Prodi Ekonomi Syariah ( EKSYAR) Kelompok IV Jurusan Syariah Semester V
STAIN Watampone


Oleh :

Andi Marman
NIM. 01 09 3082







SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

WATAMPONE

2011

DRAFT SKRIPSI
Nama                            : Andi Marman
Nim                             : 01 09 3082
Jurusan                         : Syariah
Program Studi              : Ekonomi Syariah (EkSyar)
Judul Skripsi                : Analisis  Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis dan  
                                       Rentabilitas Modal sendiri Untuk Menilai Kinerja Pada
                                       PT. Ta’Disangka.Tbk
A.    Latar Belakang
Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan pembiayaan dalam menjalankan usahanya, dan yang terpenting adalah sebagai alat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Laba hanya bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu sendiri. Untuk itu penilaian terhadap perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Bagi suatu perusahaan kinerja dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menilai keberhasilan usahanya, juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan perencanaan dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi pihak luar perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan aspek non keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui dengan cara, mengukur tingkat kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam struktur organisasinya, mengukur tingkat kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat kesejahteraan pegawai dan karyawannya, mengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosisal sekitarnya.
Penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan relatif lebih sulit dilakukan, karena penilaian dari satu orang berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga dalam penilaian kinerja kebanyakan perusahaan menggunakan aspek keuangan.
Analisis keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah analisis rasio keuangan. Dengan analisis rasio keuangan akan dapat diketahui tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas dan tingkat rentabilitas perusahaan. Dengan mengetahui tingkat suatu perubahan, maka akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancarnya. Tingkat likuiditas ini sangat berguna bagi perusahaan khususnya kreditur yang memberikan kredit jangka pendek. Pada tingkat solvabilitas, akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dengan jaminan harta yang dimilikinya, tingkat solvabilitas ini sangat berguna bagi kreditur, untuk memberikan kredit jangka pendek maupun jangka panjang. Dan dengan mengetahui rentabilitas, maka akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya, hal ini sangat penting untuk mengetahui efisiensi suatu perusahaan.
Jadi dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu perusahaan, maka akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang bersangkutan, apakah perusahaan tersebut baik atau buruk sehingga dapat diperkirakan tentang kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Munawir (2004 : 64), mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, prosentase serta trendnya, penganalisa menyendiri bahwa rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa dan mengintretasikan posisi keuangan suatu perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu terntu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa beruapa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategisnya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan sistem franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan manajemen, kecuali kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchiser.
Krisis ekonomi global membuat bisnis waralaba sedikit mengalami penurunan. Dari data yang ada, tahun 2007 kemarin omzet waralaba bisa mencapai Rp 81 Trilyun. Pada tahun 2008 omzet naik signifikan mencapai 10 - 15 %. Untuk tahun ini hanya diprediksi meningkat 5 %, ini dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat. Hingga saat ini total bisnis waralaba di Indonesia mencapai 360 franchise baik lokal maupun asing. Selama beberapa tahun franchise terus mengevaluasi diri dengan menempatkan posisi sebagai pembawa gagasan bisnis yang berbekal semangat kewirausahaan, Serta menyimpan potensi luar biasa terkait pengembangan perekonomian rakyat (www.Detailnews.com).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul laporan akhir yang di susun penulis adalah : “Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas Ekonomis dan Rentabilitas Modal Sendiri Untuk Menilai Kinerja pada PT. Ta’Disangka, Tbk.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan ditas maka peneliti merumuskan permasalahan dalam peneliti adalah :
Bagaimana kinerja PT. Tak Disangka, Tbk  berdasarkan analisis likuiditas dan rentabilitas ?”.
C.    Pengertian Judul
Untuk memahami timbulnya interpretasi atau penafsiran yang keliru terhadap judul skripsi, maka penulis merasa perlu menegaskan arti kata yang terdapat dalam judul ini :
Analisis menurut bahasa adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya, sedangkan menurut istilah dalam manajemen adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.[1]
Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 1996:329). Pancawati Hardiningsih (2002:85), rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard (Munawir, 2004:64). Pancawati Hardiningsih (2002:85), manfaat analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Rasio-rasio ini mempermudah upaya pembandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun (time series) atau dengan perusahaan lain (cross section) dalam industri yang sama.
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya.[2]
Rasio Rentabilitas betujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya
Jenis Rasio Rentabilitas
Gross\ profit\ margin = \frac{Operating\ Income - Operating\ Expense\ }{Operating\ Expense}
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba operasi dari operasi usahanya yang murni. Gross Profit Margin semakin tinggi maka maka semakin baik hasilnya.
Protabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dengan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001: 26) dengan demikian profitabilitas ekonomi menujukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya.
Yang dimaksud dengan rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba dengan modal sendiri di pihak lain, atau denan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.
Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.


D.    Kajian Pustaka
1.      Landasan Teori
·      Analisis Laporan Keuangan
Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan, sedangkan pengertian analisa laporan keuangan oleh beberapa ahli adalah:
Harahap mengemukakan anatisa laporan keuangan sebagai berikut:"Analisa laporan keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuiantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangatl penting dalam proses menghasilkan keputusan yung tepat, (1998:3) ".
Sedangkan menurut Djahidin analisa laporan keuangan adalah:"Analisa laporan keuangan mencakup penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan (1983) ".
Munawir mengemukakan pengertian analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:"Mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu setiap laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu (1998) ".
Dalam melakukan analisa laporan keuangan suatu perusahaan digunakan beberapa metode dan teknik analisa. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut.
Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu:
1.         Analisa Horisontal (dinamis) Adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.
2.         Analisa Vertikal (stalls) Perbandingan antara pos-pos yang diliputi periode saja sehingga akan diketahui keadaan keuangan pada saat itu saja.
·      Alat-alat Pengukur Kinerja
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan financial suatu perusahaan, perlu diadakan interpretasi atau analisis terhadap data financial dari perusahaan yang bersangkutan, yang tercermin dalam laporan keuangannya.
1.      Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer dan Marcus, 1995). Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut likuid.
Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan bagi pihak managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada. Jadi rasio likuiditas mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang sering digunakan adalah Current ratio (CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR).
2.      Current Rasio.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harusdipenuhi dengan aktiva lancar.Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio 1 : 1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.
3.      Rasio Rentabilitas
Dari laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan maka pihak manajemen perusahaan akan dapat melakukan rencana-rencana untuk menentukan tujuan perusahaan. Salah astu rencana perusahaan adalah melakukan analisa rentabilitas yang berkitan dengan peningkatan efisiensi kerja perusahaan.
Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara laba diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal, dalam hal ini penulis akan mengemukakan beberapa pendapat antara lain : Menurut pendapat S. Munawir (2004 : 33), pengertian tentang rentabilitas sebagai berikut : ” Rentabilitas atau probabilitas adalah menunjkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.”
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (Bambang Riyanto, 1995 : 27) memberikan pengertian rentabilitas adalah sebagai berikut : ”Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selam periode tertentu.”
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa rentabilitas suatu perusahaan merupakan pencerminan kemampuan modal perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena rentabilitas merupakan pencermian efisiensi suatu perusahaan di dalam menggunakan modal kerjanya, maka cara mengguankan tingkat rentabilitas untuk ukuran efisiensi suatu perusahaan merupakan cara yang baik.
·      Rentabilitas Ekonomis (Earning Power)
Protabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dengan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001: 26) dengan demikian profitabilitas ekonomi menujukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya. Modal yang dipergunakan dalam menghitung profitabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja dalam perusahaan demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas ekonomi hanya laba yang berasal dari operasi perusahaan operating profit. Oleh karena itu, laba yang diperoleh diluar perusahaan atau dari efek tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi, bagi perusahaan disamping laba profitabilitas merupakan masalah yang penting karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja secara efesien. Efesiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan dengan modal yang digunakan.
Jadi yang dimaksud dengan rentalitas ekonomis adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan dalam prosentase. Loek karena pengertian rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan maka rentabilitas ekonimis dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modalnya yang ada untuk menghasilkan laba. Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan modal, baik modal asing maupun sendiri yang diguakan menghasulkan laba tersebut”, ( Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, 1998 : 255).
·      Rentabiltas modal sendiri
Yang dimaksud dengan rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba dengan modal sendiri di pihak lain, atau denan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Namin dalam perhitunagn laba disini ada perbedaan dengan rentabilitas ekonomi laba yang diperhitungkan adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, sedangkan laba yang diperhitungkan dalam rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing atau pinjaman dan pajak perseroan. Dengan demikian maka jelaslah perbedaan antara rentabilitas ekonomis dengan rentabilitas mosal sendiri baik dari segi modal yang diperhitungkan ataupun dari laba yang dipergunakn untuk menentukan tingkat rentabilitas bagi suatu perusahaan.
·      Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.
Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan keputusan menteri keuangan Republik Indonesia No. 740/KMK.00/1989 tanggal 28 januari 1989 tentang peningkatan efisiensi dan produktivitas badan usaha milik negara, disebutkan bahwa kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan.
Kinerja (performance) suatu bank berarti bagaimana kemampuan bank dalam mengeelola dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya, tolak ukur yang dapat digunakan antara lain laba yang dihasilkan, pinjaman yang diberikan dan lain-lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi tolak ukur dari kinerja bank adalah EVA (Economic Value Added) atau nilai tambahan ekonomis yang diperoleh bank.
E.     Kerangka Teori
Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari PT. Tak Disanka,berupa laporan keuangan perusahaan yang berupa laporan labarugi dan laporan neraca. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan dengan menggunakn analisis rasio likuiditas dan analisis rasio rentabilitas. Dalam hal ini, analisis rasio likiuditas mencakup current rasio, acid test rasio, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan mancakup rasio rentabilitas ekonomis (earning power) dan rasio rentabilitas modal sendiri. Setelah diketahui masing-masing likuiditas dan rentabilitasnya, maka akan dilakukan intrepretasi hasil pengolahan data tersebut untuk mengetahui kinerja pada PT. Tak Disanka Watampone.
Laporan Keuangan
!
Analisis Likuiditas
!
Current Rasio
Acid Test Rasio Perputaran Piutang Perputaran Persediaan Rasio Rentabilitas Ekonomis
Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis likuiditas suatu perusahaan. Dari variabel-variabel di dalam analisis likuiditas ini menggunakan alat analisis current ratio. Dari analisis ini dapat diketahui kondisi keungan perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membantu pihak manajemen dalam menetapkan kebijakan-kebijakan untuk memperbaiki keadaan keuangannya. Dengan kebijakan serta langkah yang tepat maka diharapkan dapat membantu dalam proses pencapaian tujuan perusahaan, baik tujuan jangka pendek, menengah dan panjang
F.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah :
Berdasarkan perumusan masalah yang ingin di teliti oleh peneliti maka yang menjadi tujuan dari penelitian adalah :
Untuk mengetahui kenerja PT. Tak Disanka dilihat dari rasio likuiditas dan rasio rentabilitasnya.
Dari hasil penelitian diharapkan tersusun Skripsi yang dapat memberikan kegunaan bagi :
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang pastinya berguna diwaktu yang akan datang.
2.      Bagi perusahaan yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan untuk kebijakan kebijakan perusahaan pada periode-periode selanjutnya.
3.      Bagi pihak-pihak lain,diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.
G.    Metode Penelitian
1.    Objek Penelitian
Adapun penelitian yang peneliti pilih adalah PT. Tak Disangka Watampone Jl.Poros Bone Makassar (Palakka).
2.      Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.         data kuantatif, yaitu data berupa angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu,yaitu laporan keuangan perusahaan (neraca dan laporan laba rugi ).
b.         data kuantitatif, yaitu data yang tidak dinyatakan dalm bentuk angka, seperti sejarah singkat perusahaan dan bidang usaha perusahaan.
c.         Adapun sumber data dalam penelititan ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh dari situs internet ( www.idx.co.id )
3.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pegumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yakni pengumpulan data yang dilakukan dengan memepelajari dokumen atau arsip-arsip dari perusahaan ataupun data-data yang berkaitan dengan keperluan penelitian.
H.      Garis Besar Isi Skripsi
Untuk lebih terarahnya penyusunan skripsi ini dan agar tidak menyimpang dari tujuan esensialnya, maka Penelitian ini terdiri atas 5 bab, dan masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I       Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, jadwal penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II      Landasan Teori
Bab ini akan membahas tentang kajian teori, selain itu juga  terdiri dari tinjauan peneliti, kerangka berfikir dan hipotesis.



BAB III    Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang metode penelitian, Lokasi penelitian, populasi dan sampel, Instrumen penelitian, Instrumen penelitian data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV    Analisis dan Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang profil obyek penelitian, pengujian dan hasil analisis data, pembuktian hipotesis    yang meliputi jawaban atas pertanyaan dalam perumusan masalah.
BAB V      Penutup
 Bab ini berisi kesimpulan – kesimpulan dari serangkaian pembahasan, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang dapat penulis sampaikan.









DAFTAR PUSTAKA
Djahidin, 1983, Analisa Laporan Keuangan.Ghalia Indonesia, Jakarta.
Harnanto, 1984, Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.
Munawir, 2000, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty Yogyakarta.
Sawir, A., 2001, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sofyan, 1999, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo Persada.
Subrolo, B., 1985, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Liberty Yogyakarta.
Tunggal, AW., 1995, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Skousen, Fred K, W. Steve Albrecht, James D. STICE, Earl K. stice, Monte R. Swan. 2001. Akuntansi Keuangan. Konsep dan Aplikasi. Terjemahan. Salemba Empat. Jakarta.
Riyanto, Bambang. 1998. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta
Jumingan . 2006. Analisis Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta .
Kartadinata, Abbas. 1983. Pembelanjaan. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi yang Diperbaharui. Cetaka Kedua. PT. Bina Aksara. Jakarta .





[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Ed. III. Cet. II; Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 43
[2] W. J. S. Poewadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Cet. V; Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 279